Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Medan Area (FISIP UMA) sukses menggelar Kuliah Umum bertajuk “Sinergitas BMKG dengan Dunia Kampus dalam Pemahaman Perubahan Iklim”, serta Memorandum of Understanding (MoU) antara UMA dengan BMKG Pusat; dan Penandatanganan Memorandum of Aggreement (MoA) antara FISIP UMA dengan BMKG Stasiun Klimatologi Kelas I Sumatera Utara (Sumut).
Dalam kegiatan ini, Deputi Bidang Klimatologi BMKG Pusat Dr. Ardhasena Sopaheluwakan langsung hadir dalam memberikan materi maupun pada saat penandatanganan MoU bersama dengan Wakil Rektor Bidang Riset, Publikasi dan Kemitraan Dr. Ir. Rahmad Syah, M.Kom Asean, Eng, APEC, Eng mewakili Rektor UMA Prof. Dr. Dadan Ramdan, M.Eng, M.Sc.
Dekan FISIP UMA Walid mengatakan kegiatan Kuliah Umum dan Penandatanganan MoU ini sangat positif dan relevan dengan fenomena suhu panas ekstrem yang tengah melanda Asia, serta terus berlanjut sampai dengan saat ini. “Bahkan sebagaimana dikutip dari Harian Kompas, suhu udara tertinggi sempat terekam di Stasiun Geofisika Deli Serdang hingga 37,3 derajat celsius pada 28 April 2024; dan di Kota Medan hingga 37 derajat celsius pada 21 April 2024,” kata Walid saat memberikan kata sambutannya di Conference Room Hj. Siti Mariani Harahap, Lantai 3 Gedung Perpustakaan UMA itu.
MoA Berisi Penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi
Kaprodi AP sekaligus Ketua Panitia Dr. Drs. Indra Muda, M.AP menyebutkan, bahwa MoA atau Perjanjian Kerja Sama ini setidaknya memuat dua poin penting, yaitu Penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi dan Pengembangan Sumber Daya Manusia masing-masing. “Setidaknya terdapat beberapa keuntungan bagi civitas akademika dalam MoA ini, meliputi: magang/praktik kerja lapangan bagi mahasiswa, pelaksanaan Merdeka Belajar – Kampus Merdeka, kolaborasi penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat,” ujarnya.
Ketua Bidang Pembelajaran Prodi AP sekaligus Sekretaris Panitia Khairullah, S.I.Kom, M.I.Kom menambahkan, bahwa dalam pemaparan materinya, Deputi Bidang Klimatologi BMKG Pusat Dr. Ardhasena Sopaheluwakan mengatakan emisi gas rumah kaca dapat ditimbulkan melalui aktivitas, seperti: penambangan batubara, pembakaran hutan dan sebagainya, sehingga dampak dampak positif secara ekonomi, namun memiliki dampak buruk terhadap perubahan iklim.
“Oleh karena itu, dalam perspektif ilmu komunikasi diseminasi peringatan dini (early warnings) menjadi sangat penting; dan sinergitas dengan dunia kampus dapat mengkaji ulang sejauh mana sistem peringatan dini tersebut telah tepat sasaran? Apakah target informasi memahami informasi dengan jelas serta dapat diaplikasikan? dan Apakah diseminasi informasi peringatan dini melalui berbagai jenis media tersebut telah efektif,” pungkasnya.
Turut hadir dalam kegiatan ini Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I BMKG Sumut Wahyudin, S.P, M.I.Kom beserta jajaran; Kepala Biro Informasi, Promosi dan Kerja Sama UMA Dr. Siti Alhamra Salqaura, S.E, M.Si; Wakil Bidang Penjaminan Mutu Dr. Selamat Riadi, S.E, M.I.Kom; Ketua Program Studi (Kaprodi) Administrasi Publik (AP) Dr. Drs. Indra Muda, M.AP; Kaprodi Ilmu Komunikasi Dr. Taufik Wal Hidayat, S.Sos, M.AP, dan Kepala Bidang Pembelajaran dan Informasi Akademik AP Khairullah, S.I.Kom, M.I.Kom.